Rupanya, ketika aku beristirahat dari ngeblog, masih ada cukup banyak pengunjung blog ini. Di luar sana pun masih ada banyak yang memperbincangkan tema yang amat menarik ini.
Kuperhatikan, orang yang terang-terangan mendukung islamisasi pacaran semakin banyak. Namun, saudara kita yang terang-terangan menentang pacaran islami masih banyak pula. (Asyiiik! Dengan adanya pro-kontra ini, mudah-mudahan semakin dekatlah kita dengan kebenaran. Aamiiin.)
Di satu sisi, pada kedua pihak terdapat satu kesamaan yang sangat mendasar. Keduanya sama-sama berprinsip: jangan dekati zina.
Di sisi lain, terdapat satu perbedaan yang kecil (furu’) antara kedua pihak. Pendukung islamisasi pacaran menyatakan bahwa dalam pacaran, kita tidak harus mendekati zina. Sedangkan penentang pacaran islami mengklaim bahwa orang pacaran itu pasti mendekati zina, sehingga mustahil ada pacaran yang islami.
Pada kedua pihak, ada sedikit perbedaan pandangan mengenai apa yang dimaksud dengan “mendekati zina”. Sekalipun demikian, keduanya sepakat bahwa aktivitas yang merangsang syahwat, seperti berciuman, pastilah tergolong “mendekati zina”.
Oleh karena itu, aku jadi tertarik mengajukan PR (lagi) kepada para penentang pacaran islami:
Selenggarakanlah sensus terhadap semua orang yang pacaran. Ajukanlah satu pertanyaan: “Pernahkah kamu berciuman dengan pacarmu?”
Oh iya, kayaknya sensus itu terlalu berat. Sebagai gantinya, adakanlah penelitian ilmiah terhadap sampelnya saja.
Mungkin kita pernah mendengar adanya survei yang memamerkan bahwa “97% cewek Yogya sudah tidak perawan lagi”. Atas dasar ini barangkali ada yang menduga, tentunya 100% orang yang pacaran itu berciuman. Namun, survei tersebut keliru dan tidak ilmiah sama sekali. Dalam hal ini, M Fauzil Adhim menanggapi bahwa kalau tidak memanipulasi data, maka sang peneliti “tidak terlalu menguasai metodologi penelitian sehingga salah dalam mengambil sampel”.
Untuk saat ini, kami saksikan ada beberapa penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa tidak semua orang yang pacaran itu berciuman. Lihat saja salah satu penelitian ilmiah terhadap kalangan remaja yang sedang atau pernah pacaran. Di Medan, 73% responden nggak berciuman dan 96% responden tidak bersanggama. Di Yogyakarta, 76% nggak berciuman dan 92% tidak bersanggama. Di Surabaya, 73% nggak berciuman dan 97% tidak bersanggama. Artinya, hampir semua remaja yang pacaran di kota-kota itu nggak berzina dan sebagian besar tidak berciuman! (Lihat Masri Singarimbun, Penduduk dan Perubahan, hlm. 115.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar